Cocoon mengubah limbah produksi baja menjadi alternatif semen yang lebih ramah lingkungan
Slag adalah limbah cair yang dihasilkan saat memproduksi baja di dalam tungku peleburan tradisional. Material ini telah dianggap sebagai alternatif semen yang lebih ramah lingkungan untuk menciptakan beton, material buatan manusia yang paling melimpah di Bumi. Namun, pasokan limbah cair ini menghadapi masalah rantai pasokan, karena industri baja mencari metode produksi yang lebih ramah lingkungan.
Semakin banyak produsen baja di Amerika Serikat dan Eropa beralih ke tungku busur listrik (EAF), yang lebih kecil, lebih efisien energi, dan beroperasi menggunakan listrik, daripada batubara. Cocoon adalah startup baru yang dibangun atas kepercayaan bahwa produksi baja yang lebih ramah lingkungan dan pembuatan slag beton tidak harus menjadi pilihan yang saling terpisahkan.
Untuk semua kekhawatiran seputar produksi beton, permintaan terus meningkat. Semen hanya menyusun sekitar 10-15% dari campuran beton, namun menyumbang sekitar 90% emisinya. Oleh karena itu, industri terus mencari alternatif ramah lingkungan. Cocoon sedang membangun solusi yang disebut "e-slag," produk sampingan dari produksi baja yang lebih efisien energi yang berfungsi sebagai alternatif semen.
“Tantangan dengan slag baja adalah kandungan besi yang lebih tinggi. Itulah salah satu hal yang membatasi kemampuannya untuk bereaksi sebagai material semen,” kata salah satu pendiri dan CEO Eliot Brooks kepada TechCrunch. “Kami memiliki proses dua langkah yang bertujuan untuk mengatasi kandungan besi yang tinggi dan tantangan yang dihadirkannya, dan juga kemudian mendapatkan reaktivitas semen pada ujung proses.”
Masih dalam tahap pengujian, teknologi perusahaan yang berbasis di Inggris ini dirancang untuk dipasang ke dalam alur kerja produksi baja yang sudah ada. Sistem standarnya melibatkan pot slag di atas rel atau dipasang di bagian depan truk besar, yang menuangkan material cair ke dalam lubang besar. Slag kemudian dibiarkan mendingin, sebelum dihancurkan dan dikirimkan ke produsen semen. Solusi Cocoon berada dalam kontainer pengiriman yang duduk di dalam lubang, mengumpulkan material cair saat dituangkan dari pot slag.
Perusahaan baru-baru ini mengumpulkan pendanaan pra-seed sebesar $5.4 juta. Putaran tersebut melibatkan Wireframe Ventures, Celsius Industries, Gigascale Capital, dan SOSV. Yang terakhir telah mendukung Cocoon selama beberapa waktu, dengan Brooks bekerja paruh waktu dari fasilitas HAX baru SOSV yang dibuka di Newark, New Jersey. Pendiri itu ada di sana ketika TechCrunch mengunjungi ruang tersebut pada bulan April.
Dana baru tersebut digunakan untuk membangun fasilitas R&D di London. Uji coba awal dilakukan di pabrik baja di utara Inggris, diikuti oleh salah satu di Amerika Serikat. Brooks berharap teknologi Cocoon akan diintegrasikan ke dalam pabrik percobaan suatu saat di akhir tahun 2025.